Thursday, January 17, 2013

Les Misérables (2012)




Untuk sebuah film drama-musikal(yang penulisannya di XX* ternyata typo mulu) tentu Les Misérables jadi yang teranyar dari beberapa waktu terakhir ini. Mungkin, karena saya bukan penggemar genre ini jadi jarang menonton film musikal yang ngebuat saya kurang tahu film lainnya dalam waktu dekat ini.

Gw coba menelusuk sedikit lebih dalam kedalam les mis,
(padahal baca baca wikipedia sama imdb)

Les Misérables adalah sebuah novel karya Victor Hugo yang terkenal di Perancis, dipublish tahun 1862 dan dianggap sebagai karya yang sangat brilian di abad ke 19. Menunjukkan sejarah perancis, politik, filosofi, agama, romansa dan cinta kasih keluarga. 
Difilmkan sampai ini setidaknya 7 film sejak tahun 1934 hingga yang terakhir tahun 2012 menjadi nominee oscar, pemenang Golden Globe di “Suddenly” sebagai original song,best picture for musical or comedy, Hugh Jackman sebagai Best Performance by an Actor, Anne Hathaway sebagai Supporting Actress  dan banyak awards lainnya.




Nonton ini,dirumah karena ga bisa ke bioskop dalam keadaan cacar air, bisa diusir orang nanti kalau maksa. Untungnya pilihan nonton dirumah cukup tepat karena ternyata seperti waktu saya nonton Edward Scissorhandsnya Tim Burton  saya banyak mem-pause film karena emang payah aja gakuat hehe.





Oke apa sih ceritanya?

Seorang tahanan bernomor 24601 yang bernama asli Jean Valjean(Hugh Jackman) yang dipenjara karena mencuri roti untuk makan adiknya. Dia dibebaskan bersyarat dari penjara karena sudah waktunya dia keluar dengan syarat melapor pada petugas yang berwenang di daerah itu. Akan tetapi Inspektur Javert (Russel Crowe) tidak mempercayai bahwa dia sudah berubah, sehingga dia bersumpah akan mengejar Valjean jika dia melakukan kejahatan. Valjean pun tidak bisa bertahan karena tidak ada yang mau mempekerjakannya karena dia seorang Wolveri..eh salah… seorang penjahat yang pada kertas identitasnya dicap penjahat.

Tidak diterima oleh sosial yang bahkan tidak lebih baik dari dirinya menuntun Valjean kepada seorang Pastur di Gereja yang menjanjikan hidup untuknya. Disini pun ia mendapat ilham untuk menjalani hidup lebih baik.

Selang 8 tahun kemudian dia berhasil menjadi Walikota di Montreuil-sur-Mer dan memiliki sebuah pabrik. Fantine (Anne Hathaway) salah seorang pekerjanya diketahui diam-diam mengirim uang pada anaknya, Cossete( Isabelle Allen) yang tinggal dengan keluarga Thenardiers ( Sascha Baron-Cohen dan Helena Bonham Carter).

Karena merupakan suatu ancaman maka Fantine dipecat oleh tangan kanan Valjean (michael Jibson). Tidak butuh waktu lama, demi menghidupi anaknya dia menjual diri sebagai pekerja prostitusi. Fantine pun bertemu masalah karena ada pelanggan yang abusive. Melihat itu Inspektur Javert menangkapnya.

Beruntung Valjean ada disitu. Dia menyelamatkan Fantine dan dibawa ke rumah sakit. Pada saat itu Javert pun mengetahui bahwa Valjean adalah incaran dia. Di rumah sakit mengetahui cerita Fantine, Valjean pun bersumpah untuk mencari dan mengurus Cosette seperti anaknya sendiri.
Sayang…Javert mengejar…

So what’s your point Ndo?

Sebagai film musikal, Les Mis seru sekali, nyanyian para aktor dan aktrisnya membahana megah dan indah seperti menonton opera yang tersaji dalam bentuk film. Saya sangat suka Anne Hathaway ketika proses transformasi menjadi prostitusi menyanyikan sebuah lagu I Dreamed a Dream (semoga benar) yang terasa sangat menjiwai dalam setiap kata yang diucapkannya. Membuat saya sing-a-long dalam kesedihannya. Banyak juga lagu lain dalam film ini yang indah sekali namun saya tidak bisa ingat karena yah setiap dialognya aja nyanyi hehehe.

pas adegan ini



          Saya senang sekali dengan penggambaran yang diciptakan oleh Les Mis. Penggambaran perancis yang seperti khayalan saya ketika membaca sejarah, penuh dengan hal kotor, memilukan dan ketimpangan sosial yang menyayat hati, Disini pun saya menyadari ketika “Do You Hear the People Sing?” Dinyanyikan oleh rakyat bahwa orang Perancis itu memang gila. Sedikit bercerita mengenai pengalaman saya di Manchester, saya sekolah bersama kurang lebih 70 orang perancis. Setiap hari, betul betul setiap hari setiap malam kita berjalan menuju bar selalu mereka nyanyikan “La Marseillaise” dan lagu nasional lainnya tanpa peduli mereka ada di tanah siapa dan apa pendapat orang. Karena..ya balik lagi ke apa saya bilang. Orang perancis itu dapat menjadi gila, vokal tetapi manis dalam satu waktu. Kebersamaan adalah nomor satu bagi mereka.


gw yang kulitnya item sendiri. skip. skip. 

          Mungkin sedikit yang memiliki pengalaman seperti saya dalam hal “mengerti” orang perancis ini, tapi jelas satu hal untuk saya mengapa film ini terkesan hebat sekali karena penggambarannya setiap detail menunjukkan hal yang dimiliki mereka. Kita dapat belajar banyak kebudayaan atau mungkin habit masyarakat perancis dari film ini. Suatu penggambaran yang brilian dalam kemasan musikal. Seperti setelah menonton film action saya menjadi sok gagah, maka setelah menonton ini kenyataannya saya berusaha menyanyikan setiap perkataan saya dengan logat sok perancis. Nyokap pun jadi nyangka gw belom minum obat lagi di kloter terakhir hari ini. Merci Les Misérables!